Kelas Hybrid di Balai Bahasa UPI

          Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan pembelajaran hybrid. Sejak Februari 2022, Balai Bahasa UPI telah membuka layanan kursus secara hybrid. Layanan ini sebagai bentuk fasilitas Balai Bahasa UPI atas keberlangsungan program yang berjalan.

          Kelas perdana yang menggunakan moda hybrid adalah kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam program Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Seyogianya, mahasiswa penerima beasiswa KNB akan melakukan pembelajaran secara luring pada semester tahun lalu. Namun pandemi yang belum juga usai membuat pemerintah menutup akses bagi WNA terlebih bagi pemelajar asing yang ingin belajar secara langsung di Indonesia. Pada akhir tahun 2021, Pemerintah Indonesia membuka akses bagi pemelajar asing dengan memberikan izin belajar di Indonesia. Hal ini sangat menggembirakan, bukan saja bagi pemelajar asing melainkan juga bagi pengajar di Balai Bahasa UPI yang telah rindu dengan aroma ruang kelas dan spidol.

          Kelas hybrid dilakukan karena sebagian mahasiswa penerima beasiswa KNB masih berada di negaranya. Meski begitu, program tetap harus berjalan sehingga pembelajaran dilakukan secara hybrid untuk memfasilitasi mahasiswa yang masih berada di negara asal. Tentu saja hal ini bukan menjadi hal sangat mudah dilakukan namun bukan pula menjadi hal yang sulit. Berbekal kelihaian seluruh staf dan pengajar, kelas hybrid dapat dilakukan dengan lancar dan tanpa kendala sedikit pun. Mahasiswa yang berada di UPI dapat mengikuti pembelajaran luring dan mahasiswa yang masih berada di negaranya pun tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

          Sebelum kelas hybrid dilakukan, seluruh mahasiswa telah menjalani tes PCR dan melakukan karantina. Pengajar pun telah melakukan vaksinasi sebanyak dua dosis. Selama penerapan kelas hybrid, baik pengajar maupun pemelajar tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti mendisinfeksi ruangan sebelum dan sesudah digunakan, mencuci tangan dan melakukan pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki Gedung Balai Bahasa, menggunakan masker selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta menjaga jarak selama berada di kelas dan lingkungan Balai Bahasa. Penerapan prkes yang ketat dilakukan untuk meminimalkan risiko sekaligus bentuk penyesuaian dengan kelaziman baru. [Ridzky Firmansyah Fahmi]