Yakin Belajar Bahasa Inggris itu Sulit?

Banyak orang yang merasa belajar bahasa Inggris (dan bahasa asing lainnya) tidaklah mudah, bahkan sangat sulit. Sebagian orang merasa tidak punya kemampuan dan waktu untuk itu. Ada pula orang yang memiliki peluang dan waktu dengan mengikuti kursus bahasa Inggris. Dari siswa-siswa yang pernah ditemui, banyak dari mereka dengan sadar meluangkan waktu untuk mengikuti kursus bahasa Inggris dan berharap dapat belajar dengan lebih efektif. Keputusan mereka tepat karena pembelajaran yang dipandu guru atau instruktur sangatlah dibutuhkan. Hanya saja, ternyata seorang instruktur tidak bisa selalu “memuaskan” semua siswa dalam satu kelas dengan suatu metode pembelajaran.

Apakah masalahnya terletak pada metode pembelajaran? Semua metode pembelajaran bahasa dibuat oleh para ahli dan bertujuan agar pembelajaran menjadi efektif. Namun tentunya metode pembelajaran bisa dianggap seperti cocok-cocokan—bisa jadi ada siswa yang merasa nyaman dengan metode di satu pertemuan tetapi tidak nyaman dengan metode yang berbeda di pertemuan yang lain.

Lalu apakah masalahnya ada pada motivasi belajar? Kita sudah mengetahui bahwa motivasi belajar yang besar akan membantu pembelajaran. Hal ini benar. Faktanya ada juga siswa yang memiliki dorongan yang kuat, tetapi masih merasa kesulitan. Ternyata mereka terkesan “terpaksa” mengikuti pembelajaran dalam arti terpaksa untuk mengikuti metode yang digunakan di kelas dan hanya menggunakan metode tersebut dalam belajar. Untuk itu, perlu cara lain yang bisa mendukung percepatan pembelajaran bahasa.

Sebagai pendukung pembelajaran di kelas, pembelajaran mandiri bisa kita lakukan, bahkan tanpa harus meluangkan waktu khusus. Terdapat beberapa prinsip dalam melakukan pembelajaran mandiri ini, yaitu:

  1. senang
  2. sehari-hari,
  3. sasaran
  4. sabar.

Pertama, kita harus menemukan dan menggunakan metode belajar mandiri yang paling menyenangkan untuk kita sendiri. Lýdia Machová, seorang poliglot (orang yang bisa berbicara dalam banyak bahasa) bisa mempelajari setidaknya delapan bahasa asing sampai merasa fasih dalam waktu beberapa tahun saja. Ia mengungkapkan rahasia para poliglot dalam mempelajari bahasa yaitu tidak ada rahasia! Mereka hanya sangat menyukai untuk mempelajari bahasa. Mereka sering kali dianggap lebih pintar daripada kebanyakan orang, tetapi ternyata awalnya mereka juga kesulitan belajar bahasa sampai mereka menemukan cara belajar mandiri yang personal. Setiap poliglot memiliki metode belajar mandiri yang berbeda-beda tetapi kesamaannya adalah mereka menyukai cara belajar mereka sendiri. Mulai dari membaca novel sambil sarapan, mendengarkan podcast sambil memasak, membuat diagram grammar berwarna-warni, membuat custom flashcard berisi kata-kata yang paling sering digunakan, menonton serial televisi populer, chatting dengan orang asing secara acak di media sosial, sampai menemui penutur asli dan berbicara langsung dengan mereka.

Kedua, belajar mandiri tidak harus menggunakan waktu khusus. Kita bisa melakukannya sambil melakukan kegiatan sehari-hari, seperti sarapan, memasak, berjalan menuju kampus, bermain game, dan kegiatan lainnya sehingga belajar akan terasa seperti sebuah kebiasaan.

Ketiga, kita perlu menentukan sasaran atau capaian dalam suatu waktu, misalnya jumlah kata atau ekspresi baru yang harus dimengerti dan digunakan dalam seminggu. Dengan ini, kita bisa melacak kemajuan kita sendiri dan mengapresiasinya.

Terakhir, belajar bahasa (dan apapun) tidaklah instan. Kita harus bersabar dan menikmati prosesnya. Kita mungkin tidak bisa mempelajari bahasa asing dalam waktu singkat, tetapi kita bisa belajar sedikit demi sedikit dengan cara yang kita sukai dan melihat kemajuan kita sendiri. Selanjutnya, kepuasan dari mendapatkan peningkatan tersebut akan mendorong kita untuk terus maju.

Kesimpulannya, mempelajari bahasa Inggis dan bahasa asing lainnya tidaklah sesulit yang dibayangkan. Kuncinya adalah menemukan cara agar belajar menjadi kegiatan hal yang dapat dinikmati dan belajar mandiri dengan metode personal akan mendukung pembelajaran di kelas. [Nur Karunia]

*) Penulis artikel adalah pengajar program General English (GE) dan progam lainnya di Balai Bahasa UPI. Artikel ini terinspirasi dari pengalaman pribadi dan video Lýdia Machová.