Melatih Kemampuan Berbicara dengan Mengikuti Klub Bahasa Indonesia

          Bahasa Indonesia telah dipelajari di  47 negara baik secara formal maupun nonformal. Di Australia, Jepang, Vietnam, Ukraina, Belanda, dan Korea Selatan bahasa Indonesia dijadikan sebagai program studi serta mata kuliah pilihan di beberapa universitasnya. Hal ini membuktikan tingginya eksistensi serta minat untuk mempelajari bahasa Indonesia. 

            Dalam program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Balai Bahasa UPI terdapat Klub Bahasa Indonesia yang diselenggarakan setiap hari Jumat. Kegiatan ini terbuka untuk umum sehingga siapa saja diperbolehkan untuk mengikutinya. Saat ini Klub Bahasa Indonesia dilaksanakan secara hybrid yaitu daring dan luring. Klub Bahasa Indonesia terbagi menjadi 2 tingkatan: Dasar dan Lanjutan. Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi para pemelajar melatih kemampuan berbicara bahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan. Dalam Klub Bahasa Indonesia pun dikenalkan kebudayaan Indonesia hingga mencicipi makanan tradisional Indonesia. Tema atau materi pembahasan di Klub Bahasa Indonesia setiap minggunya pasti berbeda, selalu akan ada hal menarik untuk dibicarakan, misalnya mengenai musik tradisional, tempat wisata, film, kesehatan dan lain sebagainya. Temanya pun dibawakan dengan cara yang menarik dan tidak membosankan melalui permainan, presentasi pendek, pemutaran video ataupun musik. Berikut dokumentasi kegiatan yang dilakukan pada Klub Bahasa Indonesia.

          Melalui Klub Bahasa Indonesia, pemelajar akan mendapat banyak kesempatan berbicara dengan penutur asli bahasa Indonesia dan pemelajar lainnya. Dengan sering mendengar dan menggunakan suatu bahasa, maka kita akan lebih cepat menguasainya. Pemelajar pun bisa mendapatkan teman baru dengan latar belakang budaya yang berbeda namun disatukan dengan kesamaan yaitu bahasa Indonesia. Kesalahan dalam belajar adalah hal yang wajar terutama bahasa Indonesia sebagai bahasa asing bagi para pemelajarnya. Namun belajar berarti berproses maka nikmatilah prosesnya karena memang tidak semua bisa memahami dengan cepat. Dari sebuah kesalahan akan diperoleh pengalaman dan ilmu yang akan terus diingat.  Hal ini juga bisa memberikan dorongan semangat untuk lebih giat dalam mempelajari bahasa Indonesia. [Fani Novitasari, pemagang dalam program BIPA]