Motivasi Pemelajar BIPA Balai Bahasa UPI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi berperan penting dalam kegiatan yang dijalani oleh setiap individu karena dengan motivasi semua urusan bisa berjalan lancar, semua kesulitan bisa dihadapi, semua masalah bisa dicari solusinya, dan semua tantangan bisa ditaklukkan. Dorongan secara sadar membuat orang, dalam hal ini pemelajar, tetap berada di jalurnya, yaitu belajar. Dorongan memastikan semangat belajar itu tidak padam dan pemelajar tersebut bisa tetap mencintai proses belajarnya, meskipun ternyata itu sulit.

Dikatakan pula dalam KBBI bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan tujuannya. Itu artinya, setiap pemelajar perlu tahu apa tujuan dia mempelajari sesuatu. Tidak terkecuali pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).  Setiap pemelajar BIPA harus punya tujuan mengapa mereka ingin belajar bahasa Indonesia, apakah itu penting baginya, dan apakah BIPA berguna untuk kehidupannya.

Motivasi bisa dilihat juga pada dua kategori yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang diarahkan oleh minat dalam tugas itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik lebih diarahkan oleh rangsangan eksternal (Brown, 2001: 76). Dalam pembelajaran BIPA, motivasi intrinsik adalah tujuan pemelajar dalam belajar BIPA. Jika dikatakan minat, lalu apa yang membuat pemelajar tersebut berminat dalam mempelajari BIPA? Sementara tujuan ekstrinsik bisa mengacu pada lingkungan tempat pemelajar mencari ilmu dan melatih keterampilannya serta dukungan dari pengajar untuk mencapai tujuannya itu.

Balai Bahasa UPI

Pengalaman penulis menjadi language assistant di Sekolah Dasar di Victoria sangat berkesan. Ketika itu, tahun 2012, BIPA belumlah sebesar sekarang ini. Namun, siswa-siswa SD di sekolah tersebut terlihat begitu tertarik dengan BIPA. Bahasa Indonesia sudah berhasil mencuri perhatian dan membuat mereka jatuh cinta! Setelah diobservasi, ternyata kuncinya adalah motivasi yang tinggi. Motivasi itu muncul karena tujuannya sangat jelas. Mereka ingin berkomunikasi dengan siswa-siswa yang ada di Indonesia! Sederhana sekali, mereka ingin menanyakan kabar temannya yang ada di Jakarta menggunakan Skype, atau mereka ingin saling bertukar informasi mengenai hobi. Saat itu memang mereka terlibat dalam program sister school yang diadakan oleh pemerintah Australia dan Indonesia sehingga tujuan pembelajaran di sekolah tersebut menjadi jelas dan tentunya didukung oleh banyak pihak.

Contoh lainnya yang membuktikan motivasi berperan sangat penting dalam pemelajaran BIPA adalah dalam program Darmasiswa. Program ini adalah program pemerintah Indonesia dalam memfasilitasi orang-orang asing yang tertarik untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. Beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Indonesia tentulah menjadi daya tarik dan memberikan motivasi terbesar pada siswa-siswa. Mereka terlihat sangat haus akan ilmu dan ingin terus mencoba, bukan hanya dalam hal pembelajaran di dalam kelas melainkan juga sosialisasi dengan mahasiswa-mahasiswa Indonesia di lingkungan kampus. Tujuannya pun sangat jelas karena di akhir program, siswa harus berpresentasi dan memperlihatkan peningkatan keterampilan berbahasa mereka secara signifikan.

Hal yang menarik lainnya adalah program kerja sama Balai Bahasa UPI dengan DaewooSKY dalam program Global Young Business Manager (GYBM). Di program ini sebanyak puluhan anak muda Korea dilatih bahasa dan budaya Indonesia selama hampir 1 tahun. Motivasi mereka pun patut diacungi jempol karena tujuannya yang sangat jelas yaitu untuk bekerja. Motivasi mereka yang tinggi memudahkan pemelajar dan pengajar dalam mencapai tujuan tersebut.

Selain program-program pelatihan yang bersifat reguler dengan jumlah siswa yang banyak, Balai Bahasa UPI juga memiliki siswa-siswa yang belajar BIPA secara privat. Mereka datang dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang ingin belajar BIPA karena memiliki keluarga di Indonesia, untuk bekerja, akan menikah dengan orang Indonesia, sedang berlibur di Indonesia, atau ingin belajar di universitas di Indonesia. Apapun alasan mereka, yang terpenting adalah alasan-alasan tersebut bisa menjadi motivasi yang kuat bagi pemelajar tersebut untuk tetap mencintai proses belajarnya.

Sekarang ini, semua negara, tidak terkecuali Indonesia sedang berjuang untuk bangkit dari keterpurukan pascapandemi COVID-19. Tentunya harapan semua adalah Indonesia tetap memiliki daya tarik yang tinggi untuk didatangi wisatawan-wisatawan asing, untuk dipelajari bahasa dan budayanya, dan menjadi destinasi bukan hanya wisata melainkan juga belajar. Semoga setelah pandemi berakhir, pemelajar-pemelajar BIPA yang awalnya sudah memiliki motivasi yang cukup dalam belajar secara daring akan lebih kuat lagi motivasinya karena bisa kembali belajar di tengah-tengah kita semua. [Jeani Shinta Rahayu]