Selama pandemi, pembelajaran dilakukan secara daring. Hal ini juga berlaku untuk pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Pembelajaran daring memberikan tantangan tersendiri apabila dibandingkan dengan pembelajaran luring atau bersemuka. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Teknologi Mara (UiTM) Malaka, disebutkan bahwa pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring terasa sangat memberatkan sehingga terasa sulit dalam memahami isi pembelajaran (Mazlan, dkk., 2021). Hal serupa juga ditunjukkan dalam penelitian lain, bahwa guru dan siswa mengalami kendala yang berkaitan dengan aplikasi pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan jaringan internet (Nusantari, dkk., 2020). Di sisi lain, media pembelajaran daring merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses belajar mengajar selain metode pembelajaran konvensional (Wulan, dkk. 2020). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring menuntut guru untuk merancang kegiatan dan menyiapkan media ajar yang menarik, efektif, dan interaktif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Perkembangan dan pelibatan teknologi serta media digital dalam dunia pendidikan sebenarnya bukan hal yang baru. Teknologi telah merambah dunia pendidikan paling tidak sejak satu dekade yang lalu. Perkembanga teknologi ini memberikan kemudahan bagi guru untuk menyiapkan perangkat pembelajaran, mulai dari bahan ajar, media pembelajaran, sampai media evaluasi pembelajaran. Hanya saja pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan ini belum sepenuhnya dilakukan oleh semua guru di Indonesia. Khusus BIPA, media pembelajaran masih belum banyak tersedia, berbeda dengan ESL (English as a Second Language) yang media pembelajarannya sudah banyak tersedia di berbagai situs web. Guru BIPA dituntut untuk kreatif dan aktif membuat media pembelajaran yang berkaitan dengan materi ajar.
Kendala yang tak terduga baru-muncul bagi pengajar BIPA saat pembelajaran bersemuka tidak dapat dilaksanakan. Guru BIPA diminta untuk aktif mencari tahu dan beradaptasi cepat dengan perubahan mode pembelajaran. Dalam pembelajaran tatap muka, guru BIPA senantiasa mencari ide dan berkreasi membuat bahan ajar yang mudah dibuat, mudah dimanfaatkan, dan bahannya mudah didapat. Namun, saat pembelajaran berubah menjadi mode daring, guru BIPA tidak bisa lagi memanfaatkan media ajar cetak. Guru BIPA dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dan membuat media ajar berbasis digital atau yang mudah digunakan dan mudah diakses. Di sinilah guru dapat memanfaatkan platform dan situs web yang di internet untuk membuat media belajar, media latihan, kuis, dan media evaluasi pembelajaran.
Media pembelajaran dan pelatihan yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan kenyamanan siswa mengikuti pembelajaran daring. Ada banyak platform yang dapat dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran, misalnya wordwall, padlet, flipgrid, teacher’s corner, quizziz, kahoot, video based learning, quizlet, matlab, familyecho, dan sebagainya. Selain menyediakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, platform tersebut dapat mengefektifkan waktu yang dimiliki guru dalam menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran. Artinya, guru tidak terlalu menghabiskan banyak waktu untuk membuat bahan dan media pembelajaran. Di samping itu, penggunaan media pembelajaran yang menarik dan interaktif dapat membawa kegiatan pembelajaran yang lebih bervariatif. Dampaknya, motivasi siswa untuk mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran setidaknya dapat dipertahankan.
Hal tersebut berlaku untuk pemelajar anak maupun pemelajar dewasa. Hermer (2007) menyatakan bahwa pemelajar anak hanya memiliki waktu sekitar sepuluh menit untuk mencurahkan konsentrasinya terhadap kegiatan pembelajaran. Itu pun dalam pembelajaran tatap muka. Adapun dengan pemelajar dewasa, Hermer menyebutkan bahwa pemelajar dewasa dapat menjadi kritis terhadap penyampaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Alasannya, pemelajar dewasa telah memiliki pengalaman belajar dalam pendidikan yang telah ditempuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa mempersiapkan pembelajaran daring sebaik dan seapik mungkin serta melibatkan bahan dan media pembelajaran yang menarik dan interaktif dapat mengantisipasi hal-hal yang ditimbulkan oleh karakter pemelajar anak maupun dewasa selama mengikuti kelas.
Intinya, pemanfaatan akan platform penyedia pembelajaran oleh guru ini perlu dipublikasikan, dibiasakan, dan dimaksimalkan. Di antara platform-platform yang sebelumnya telah disebutkan, The Teacher’s Corner (https://www.theteacherscorner.net/) dan Family Echo (https://www.familyecho.com) merupakan dua di antara banyak platform yang menyediakan banyak menu latihan dan kuis yang diperlukan dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran BIPA. Beberapa menu yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran BIPA misalnya crossword (TTS), word search (menemukan kata di antara acakan huruf), word scramble (acak huruf pada tingkatan kata dan frasa), cloze atau fill in the blank, match up maker (menjodohkan), brain teasers (tebak-tebakan), telling time (latihan menuliskan dan membacakan jam dalam kaidah bahasa Indonesia), termasuk template untuk menulis. Guru dapat memanfaatkan semua itu untuk keperluan pembelajaran BIPA. Guru dapat memilah latihan dan kuis yang sesuai dengan topik dan tujuan pembelajaran. Guru juga dapat sekadar memberikan penyegaran kepada siswa melalui Teka Teki Silang (TTS).
Sebagai contoh, guru akan membuat kuis TTS sebagai prakegiatan pembelajaran dengan topik keluarga. Langkah pertama adalah pilih submenu crossword maker pada menu Printable Worksheets. Langkah kedua adalah menuliskan judul TTS pada kolom title, dilanjutkan dengan membubuhkan instruksi pada kolom instructions. Setelah itu, tulislah sepuluh kata yang akan digunakan dalam TTS. Pastikan bahwa kesepuluh kata tersebut merupakan kata-kata penting yang berkaitan dengan topik pembelajaran. Setelah menulis sepuluh kata, tulislah keterangan (clues) yang mendeskripsikan atau mengarah pada makna kata tersebut. Setelah semua selesai, klik Make Crossword Puzzle. TTS siap digunakan dalam format PDF maupun daring dalam laman yang sama.
Contoh yang lain, misalnya guru akan membuat latihan melengkapi kalimat rumpang. Langkah pertama adalah pilih submenu Cloze/Fill in the blank pada menu Printable Worksheets. Kemudian, tulislah kalimat lengkap pada kolom yang disediakan (lihat gambar). Setelah itu, pilih kata yang akan dihilangkan dari setiap kalimat tersebut dengan cara mengeklik kata. Kata yang akan dihilangkan dari kalimat akan berwarna putih. Jika semua kalimat telah ditulis dan kata-kata yang akan dihilangkan sudah dipilih, gulir ke bawah hingga menemukan tombol Generate Worksheet. Lembar tugas untuk melengkapi kalimat rumpang siap digunakan. Langkah-langkah yang mudah dan prosesnya yang cepat ini membantu guru mengefektifkan waktu dalam proses pembuatan media ajar dan media latih.
Sementara itu, Family Echo (https://www.familyecho.com) dapat digunakan untuk membuat pohon keluarga. Biasanya, guru membuat pohon keluarga secara manual dengan menggabungkan kotak atau lingkaran dengan garis horizontal dan vertikal sehingga membentuk bagan silsilah keluarga. Melalui platform Family Echo, silsilah keluarga atau pohon keluarga dapat dibuat dalam hitungan detik atau beberapa menit saja. Efektivitas waktu dalam menyiapkan pembelajaran dapat lebih maksimal dengan penggunaan platform ini. Selain itu, platform ini tidak hanya menyediakan pohon keluarga dengan nama dan peranannya saja, tetapi juga dapat membedakan gender dan menunjukkan usia anggota keluarga dalam pohon keluarga tersebut. Kelebihan lainnya dari platform ini adalah guru dapat membagikan tautannya, lalu siswa praktik untuk membuat silsilah keluarganya dan menceritakannya secara tertulis maupun secara lisan.
Sebagai pengajar BIPA yang berada di era serbadigital, sudah saatnya kita manfaatkan platform-platform pembuat bahan media pembelajaran itu. Selain menghemat waktu, efektifitas dalam bekerja dan menyampaikan materi ajar juga dapat dicapai. [Robita Ika Annisa]
Referensi
Hermer, J. (2007). The practice of English language teaching. England: Pearson Education Limited.
Mazlan, N. A., Zolkapli, N. M., Wan Ismail, W. M., Norwahi, N. A., & Mohd Saad, M. F. (2021). The impact of COVID-19 lockdown on UiTM Melaka students’ learning session. Journal of Language and Linguistic Studies, 17(2), hlm. 1045-1057. Diperoleh dari: https://www.jlls.org/index.php/jlls/article/view/2728/858 .
Nusantari, S. S., Sumarwati, & Anindyarini, A. (2020). Pembelajaran bahasa Indonesia secara online pada masa pandemi COVID-19 di SMA Islam Terpadu Nur Hidayah Sukoharjo. Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 8(2), hlm. 206-214. https://doi.org/10.20961/basastra.v8i2.45312.
Wulan, R., Saputra, S., Baihaqie, A. D., & Fitriansyah, A. (2020). Media pembelajaran daring dalam masa pandemi covid-19 untuk guru dan karyawan SMPN 101 Jakarta Barat. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 10(2). http://dx.doi.org/10.30999/jpkm.v10i2.1089.