Mengenalkan Seni Kerajinan Batik melalui Program Pembelajaran BIPA

          Siapa yang tidak mengenal batik? Batik adalah salah satu warisan dunia yang berasal dari Indonesia dan menjadi ciri khas budaya Indonesia. Batik juga menjadi seni kerajinan yang dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Motifnya yang indah dapat dengan mudah kita temukan di mana pun kita berada. Motif batik banyak menampilkan alam dan budaya Indonesia. Contohnya saja motif ayam pada batik Cianjuran dan motif pakis pada batik Bogoran. Hal ini makin menguatkan batik sebagai identitas masyarakat Indonesia.

          Berbicara tentang identitas, jika kita sedang mengenalkan suatu hal tentu kita akan memberikan informasi yang berkaitan dengan hal tersebut. Begitu pula ketika kita mengenalkan Indonesia kepada para penutur asing. Seperti yang dilakukan oleh Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Tidak hanya mengajarkan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, namun tetapi juga mengenalkan hal-hal lain yang berkaitan dengan budaya dan seni yang ada di Indonesia.

Balai Bahasa UPI

          Kegiatan membatik bagi siswa-siswa di Balai Bahasa UPI dilaksanakan setiap minggu pada hari Kamis dan Jumat yang dipandu oleh mahasiswa UPI dari Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Melalui kegiatan ini, siswa BIPA di UPI dapat mengenal sejarah batik, macam-macam motif batik, dan teknik menggambar. Alat-alat tradisional serta bahan yang biasa digunakan oleh pengrajin batik pun diperkenalkan kepada siswa. Seperti canting yang merupakan alat utama dalam pembuatan batik; kemudian ada malam yaitu lilin yang digunakan dalam proses pembuatan batik; serta alat dan bahan lainnya yang biasa digunakan untuk membatik. Tentu saja melalui aktivitas ini siswa BIPA menjadi antusias untuk mempelajari seni kerajinan batik.

          Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar seni. Aktivitas ini pun dapat menjadi sarana bagi siswa untuk lebih aktif berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya dilakukan di ruang kelas, tetapi juga dilakukan di luar kelas dalam suasana yang lebih santai dan siswa berlatih untuk berkomunikasi lebih sering menggunakan bahasa Indonesia pada kegiatan lapangan, seperti halnya dalam kegiatan membatik. [Shafa Salsabila, pemagang dalam program BIPA]